Penyebab Air Ketuban Berkurang Menjelang Persalinan
Dalam masa kehamilan, air ketuban memiliki peranan yang sangat penting, namun terkadang jumlah air ketuban terlalu sedikit sehingga membahayakan janin dalam kandungan.
Terdapat beberapa penyebab air ketuban berkurang menjelang persalinan diantaranya terjadi kebocoran dan gangguan pada plasenta.
Air ketuban sendiri diproduksi ketika kantong ketuban mulai terbentuk yakni 12 hari setelah pembuahan.
Air ketuban memiliki fungsi untuk mengurangi goncangan di dalam rahim dan mencegah tali pusat terjepit yang bisa mengakibatkan terhentinya pasokan oksigen pada janin.
Air ketuban juga berfungsi untuk menjaga suhu agar tetap hangat di dalam rahim serta melindungi bayi dari infeksi.
Jika jumlah air ketuban sangat sedikit dapat membahayakan janin dalam kandungan. Kondisi ini disebut oligohidramnion dan terjadi pada 4% wanita hamil.
Daftar Isi:
Penyebab air ketuban berkurang
Baca juga: Ketuban Pecah Dini
Ada banyak faktor yang menyebabkan air ketuban berkurang, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Gangguan plasenta
Air ketuban yang jumlahnya terlalu sedikit menjelang persalonan bisa disebabkan karena adanya gangguan plasenta. Plasenta berfungsi untuk menyampaikan nutrisi dan oksigen pada janin.
Jika plasenta mengalami gangguan, maka bayi tidak akan berkembang dengan baik. Bayi pun tidak akan lagi menelan air ketuban dan memprodukski urine.
Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang membuat cairan ketuban menjadi berkurang.
2. Kantung ketuban bocor
Penyebab lain yang membuat air ketuban jadi berkurang adalah adanya kebocoran pada kantung ketuban.
Kantung ketuban yang bocor menyebabkan air ketuban merembes keluar secara perlahan maupun dalam jumlah banyak sekaligus.
Kantung ketuban seharusnya mulai mengeluarkan air ketika telah terjadi kontraksi menjelang persalinan.
Namun ada kalanya kantung ketuban juga bisa bocor sebelum waktunya, misalnya karena infesi rahim atau kantung ketuban, cedera fisik, merokok atau menggunakan narkoba selama kehamilan, tekanan darah tinggi, maupun kelainan plasenta.
3. Bayi kembar
Jika seorang wanita hamil bayi kembar, maka besar kemungkinan ia akan mengalami oligohidramnion. Ibu hamil akan mengalami twin to twin transfusion syndrome.
Bayi kembar dalam satu rahim berarti keduanya harus berbagi plasenta yang artinya salah satunya akan kekurangan air ketuban.
4. Bayi cacat lahir
Faktor penyebab air ketuban menjadi lebih sedikit menjelang persalinan adalah perkembangan bayi yang tidak baik.
Ketika bayi tidak berkembang dengan baik, maka ginjalnya pun juga tidak dapat berkembang dengan baik sehingga urine yang dihasilkan jauh lebih sedikit.
Jumlah urine yang dikeluarkan oleh bayi inilah yang sebenarnya mengganggu keseimbangan jumlah cairan ketuban dalam rahim.
Semakin sedikit jumlah urine yang dihasilkan, maka semakin sedikit pula jumlah air ketuban.
5. Komplikasi kehamilan
Ketika hamil, terkadang ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan. komplikasi kehamilan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah air ketuban.
Adapun beberapa komplikasi kehamilan yang dimaksud adalah lupus, tekanan darah tinggi, dehidrasi, hipoksia kronis, preeklampsia, dan lain-lain.
6. Penggunaan obat-obatan
Selain faktor internal, air ketuban yang sedikit juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE)
7. Aktifitas yang terlalu berat
Air ketuban yang terlalu sedikit juga bisa disebabkan karena aktifitas yang berat. Aktifitas yang berat terkadang menimbulkan cedera fisik yang bisa berakibat pada robeknya kantung ketuban.
8. Merokok
Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok juga dapat menyebabkan kebocoran pada kantung ketuban. Maka dari itu seorang ibu hamil sangat dianjurkan untuk tidak merokok selama kehamilan.
Selain berbahaya untuk kantung ketuban, merokok juga dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan bayi di dalam rahim bahkan kelahiran prematur.
9. Usia kehamilan yang sudah lewat
Air ketuban yang berkurang dengan hingga sangat sedikit juga bisa diakibatkan karena usia kehamilan yang sudah lewat.
Jika kasus ini terjadi, maka harus segera dilakukan persalinan sebelum air ketuban benar-benar kering dan membahayakan nyawa bayi.
10. Menderita gangguan kandung kemih
Gangguan kandung kemih juga dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran pada kantung ketuban. Hal ini terjadi akibat adanya infeksi yang menjalar hingga ke dalam rahim sehingga kantung ketuban menjadi bocor.
11. Diabetes
Ibu hamil yang telah menderita diabetes sebelum kehamilan juga beresiko tinggi untuk mengalami berkurangnya air ketuban. Hal ini disebabkan karena asupan nutrisi yang didapatkan oleh janin melalui plasenta tidak mencukupi.
Kandungan gula dalam darah yang terlalu tinggi menyebabkan terhambatnya penyerapan nutrisi dan penyaluran nutrisi ke dalam rahim.
Hal ini akan semakin diperparah jika ibu hamil tidak melakukan konsultasi mengenai diabetesnya sejak awal kehamilan.
Cara mengatasi air ketuban berkurang
Air ketuban yang terlalu sedikit harus segera diatasi karena akan sangat membahayakan bayi di dalam rahim. Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi air ketuban yang semakin berkurang:
1. Minum air
Ibu hamil yang mengalami air ketuban yang berkurang sangat disarankan untuk meminum air putih sebanyak mungkin.
Sebaiknya minum air setidaknya 8 gelas sehari untuk meminimalisir semakin banyaknya air ketuban yang keluar.
Dengan memperbanyak minum air, jumlah cairan dalam tubuh ibu hamil akan bertambah sehingga kantung ketuban juga ikut memproduksi air ketuban lagi.
2. Berbaring
Air ketuban akan semakin banyak keluar jika ibu hamil berada dalam posisi berdiri. Hal ini tidak terlepas dari efek gaya gravitasi bumi.
Segera berbaring untuk menghindari semakin banyaknya air ketuban yang keluar dari rahim. Buat diri senyaman mungkin untuk beristirahat.
3. Injeksi cairan
Jika dokter menemukan kasus berkurangnya air ketuban yang cukup parah, maka kemungkinan besar ibu hamil akan mendapatkan injeksi cairan untuk mendapatkan cairan pengganti dengan segera.
Namun meskipun telah diberikan injeksi cairan, ibu hamil tetap harus melakukan perawatan dan beristirahat yang cukup agar tidak lagi terjadi rembesan air ketuban.
Kemungkinan untuk terjadi rembesan air ketuban lagi sangat mungkin muncul seminggu setelah melakukan injeksi cairan.
4. Infusi amnion
Infusi amnion yang dilakukan melalui kateter biasanya dilakukan menjelang persalinan. Cara ini akan mengurangi resiko terjadinya persalinan caesar karena bayi tetap terlindungi dengan baik di dalam rahim.
Infusi amnion hanya dilakukan saat keadaan darurat sehingga tidak bisa dilakukan sembarangan. Infusi amnion akan membantu menambah dan mempertahankan jumlah air ketuban hingga proses persalinan selesai.
5. Vesico amniotic shunts
Metode vesico amniotic shunts dilakukan dengan cara mengalirkan urine janin langsung ke dalam rahim sehingga rahim tidak akan kekurangan air ketuban. Vesico amniotic shunts bekerja dengan cara menetralkan uropati obstruktif.
Itulah beberapa cara dalam mengatasi air ketuban yang sedikit. Air ketuban yang berkurang menjelang persalinan memang merupakan hal yang wajar, namun akan menjadi tidak wajar jika volume airnya justru terlalu sedikit.
Maka dari itu, sebagai seorang ibu hamil, sangat penting untuk selalu mengetahui berbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan agar bisa mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan kita mengenai kehamilan.
Sumber:
- https://www.alodokter.com/penyebab-air-ketuban-sedikit-pada-ibu-hamil-dan-penanganannya
- https://mediskus.com/wanita/air-ketuban-sedikit-penyebab-ciri-solusi