Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views :
img
Home / Gangguan Kehamilan / Ciri-Ciri, Penyebab dan Bahaya Melahirkan Bayi Besar

Ciri-Ciri, Penyebab dan Bahaya Melahirkan Bayi Besar

/
/
358 Views

Pernahkah Anda mendengar berita tentang bayi yang lahir dengan ukuran yang sangat besar? Bagi beberapa masyarakat hal ini sering dikaitkan dengan keajaiban.

Namun dalam pandangan medis, bayi besar sebenarnya adalah kondisi yang mengkhawatirkan dan cukup berbahaya. Dalam medis bayi besar disebut juga dengan istilah makrosomia.

Bayi lahir dengan makrosomia berarti berapapun usia kehamilan ibu maka biasanya bayi lahir dengan berat lebih dari 4 kg.

Jadi melahirkan bayi besar bukan berarti hal yang baik, karena ada banyak risiko dan bahya yang bisa terjadi baik pada ibu dan bayi.

Berikut ini informasi mengenai janin terlalu besar dalam kandungan yaitu ciri ciri, bahaya dan penyebabnya. Selamat membaca.

Daftar Isi:

Ciri Ciri Mengandung Bayi Besar (Makrosomia)

Berikut ini beberapa ciri Ibu hamil mengandung bayi besar:

  1. Mengalami polihidramnion selama hamil

Ketika ibu mengalami polihidramnion atau kelebihan cairan ketuban maka itu pertanda bahwa bayi mengeluarkan banyak urin. Banyak urin adalah pertandan ukuran bayi yang besar.

Air ketuban memang berfungsi untuk menjaga janin dari goncangan dan bahaya. Tapi itu juga berasal dari sisa metabolisme tubuh bayi seperti urin.

  1. Tinggi fundus berlebihan

Saat periksa kehamilan maka dokter akan terbiasa memeriksa tinggi fundus, yaitu ukuran dari tulang kemaluan sampai ke ujung rahim.

Jika tinggi fundus melebihi dari ukuran normal dan tidak sesuai dengan usia kehamilan maka bayi pasti sangat besar.

  1. Sesuai hasil USG

Bayi yang besar sejak dalam kandungan juga bisa terdeteksi dalam pemeriksaan USG. Dokter akan memeriksa dari waktu ke waktu selama hamil.

Ukuran janin yang sudah sangat besar bisa dideteksi dengan mudah. Dan ini juga pemeriksaan yang valid sehingga ibu hamil bisa persiapan.

  1. Ibu hamil kelebihan berat badan

Jika ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang sangat cepat maka itu juga jadi tanda janin besar dalam kandungan. Berat ibu sebenarnya berasal dari berat ibu sendiri, air ketuban dan janin.

Jika ibu menderita obesitas maka risiko janin besar dalam kandungan juga akan meningkat. Jadi perhatikan berat badan saat hamil.

  1. Riwayat sebelumnya

Ibu hamil yang pernah melahirkan bayi dengan riwayat bayi besar dalam kandungan sebelumnya, juga bisa mengalami hal yang sama di kehamilan berikutnya. Terlebih jika ibu juga mengalami hal yang sama saat dilahirkan.

Pengaruh genetik ini tidak bisa dihilangka tapi bisa dikendalikan selama hamil. Dokter bisa memberikan saran untuk diet yang sehat untuk ibu dan janin.

  1. Ibu menderita diabetes gestasional

Kadar gula darah yang tinggi selama hamil bisa menyebabkan ibu hamil dengan janin berukuran besar. Diabetes gestasional adalah masalah yang sangat rentan.

Ini bisa menyebabkan kadar gula yang ada di tubuh ibu masuk ke dalam janin melalui plasenta. Akhirnya janin akan tumbuh melebihi ukuran normal.

Bahaya Mengandung Bayi Besar

Melahirkan bayi besar berbahaya bagi Ibu dan bayi
Melahirkan bayi besar berbahaya bagi Ibu dan bayi

Setelah mengetahui ciri dan tanda-tanda bayi makrosomia, berikut ini beberapa bahaya yang mungkin muncul:

  1. Proses persalinan yang sulit

Janin yang besar berarti akan lahir dengan ukuran yang besar juga. Ini akan membuat ibu mengalami risiko komplikasi persalinan yang sangat sulit.

Persalinan akan menjadi sangat sulit karena ada beberapa kejadian yang bisa menimpa ibu dan bayi.

Misalnya terjadi pendarahan selama persalinan dan setelah persalinan serta robeknya perineum yang sangat parah.

Bayi juga bisa mengalami distosia bahu dimana bagian bahu terjebak di jalan lahir sehingga dokter haru menariknya.

Ini bisa menyebabkan cedera pada bahu bayi bahkan termasuk kematian bayi dalam persalinan.

  1. Persalinan caesar

Persalinan normal untuk ukuran bayi yang besar memang sangat sulit. Akhirnya dokter akan merujuk untuk persalinan caesar.

Kondisi ini bisa menjadi lebih berbahaya karena biasanya ibu juga menderita diabetes gestasional. Luka operasi bisa membuat gula darah ibu naik setelah persalinan.

Ini juga memicu luka operasi infeksi dan tidak cepat sembuh sehingga kondisi kesehatan ibu menurun drastis setelah melahirkan.

  1. Bayi menderita gangguan pernafasan

Janin yang besar dalam kandungan sebenarnya mempengaruhi geraknya ketika ada di dalam rahim. Ini bisa menyebabkan kemampuan paru-paru menurun.

Kondisinya akan berlanjut setelah bayi dilahirkan, sehingga bayi sulit bernafas. Ini sangat berbahaya karena bayi membutuhkan oksigen yang cukup setelah lahir.

  1. Bayi mengalami patah tulang

Jika bayi lahir dengan persalinan normal maka bayi juga rentan dengan masalah patah tulang. Misalnya saat bayi ditarik oleh dokter sehingga bagian tulang bayi bergeser atau patah.

Ini sangat berbahaya karena meskipun ukuran bayi besar tapi tulang rawan bayi memang sangat rentan. Resiko ini bisa bertahan sampai bayi lahir.

  1. Risiko bayi menderita cerebral palsy

Persalinan normal dan caesar pada bayi yang berukuran besar bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen selama proses persalinan. Hal ini bisa menyebabkan bagian otak bayi mengalami kekurangan oksigen.

Hal inilah yang menyebabkan bayi bisa menderita cerebral palsy. Kondisi ini tentunya akan memberikanb efek pada bayi seumur hidup.

  1. Tubuh bayi kekurangan kadar gula darah

Selama dalam rahim maka bayi menerima gula darah dari tubuh ibu yang berlebihan. Inilah yang memicu bayi lahir dengan ukuran yang besar.

Setelah lahir semua organ tubuh bayi harus bekerja sendiri sehingga memiliki kadar gula yang normal. Namun tubuh bayi kehilangan kemampuan ini sehingga menyebabkan kadar gula bayi menjadi sangat rendah.

  1. Risiko bayi tumbuh obesitas

Bayi yang lahir dengan ukuran yang besar juga bisa mengembangkan obesitas seumur hidupnya. Kondisi ini bisa bersifat menurun atau memang kondisi tubuh bayi sulit stabil setelah dilahirkan.

Untuk mencegahnya maka nutrisi bayi sampai menjadi orang dewasa harus dipantau.

  1. Gangguan metabolisme

Semua bayi yang memiliki riwayat janin besar dalam kandungan memiliki masalah metabolisme. Hal ini bisa disebabkan karena tubuh memiliki kadar gula yang tinggi dan kelebihan lemak.

Ini hal yang sangat berbahaya karena anak-anak berisiko mengalami stroke di usia muda.

Penyebab Bayi Lahir Besar

Mengapa ada Ibu yang mengalami hal ini dan ada yang tidak? Berikut ini beberapa penyebab bayi lahir besar:

  1. Riwayat penyakit diabetes

Ibu hamil yang memang sebelum hamil memiliki riwayat diabetes maka biasanya akan terkena diabetes gestasional.

Inilah yang akhirnya membuat janin berkembang lebih besar dan lebih cepat ketika di dalam kandungan.

Janin menerima banyak kadar gula sehingga nutrisi janin juga sangat berlebihan. Terlebih jika plasenta bisa berfungsi dengan baik maka tidak ada masalah nutrisi pada janin.

  1. Genetik

Ada pengaruh genetik yang sangat besar terjadi pada janin yang berukuran besar dalam kandungan. Jika orang tua termasuk suami dan istri memiliki ukuran tubuh yang besar maka resiko akan semakin tinggi.

Karena itu jika sudah memiliki riwayat genetik maka ibu dan ayah harus merencanakan kehamilan dengan benar dan sehat. Jika perlu harus berkonsultasi dengan ahli nutrisi kehamilan.

  1. Nutrisi selama hamil

Ibu hamil yang menerima nutrisi cukup selama hamil bisa melahirkan bayi yang berukuran besar. Hal ini bisa terjadi karena bayi juga menerima nutrisi dari ibu melalui plasenta.

Terkadang ada ibu yang merasa bangga ketika bisa hamil dengan ukuran yang besar. Tapi ternyata kelebihan nutrisi terutama lemak bisa menyebabkan bayi lahir dengan ukuran yang tidak normal.

  1. Obesitas pada ibu hamil

Sudah banyak anjuran medis bahwa obesitas selama hamil memang tidak baik. Ibu hamil yang menderita obesitas biasanya mengalami komplikasi selama hamil seperti diabetes gestasional, preeklampsia dan bayi berukuran besar.

Jadi saat hamil ibu harus menjaga nutrisi agar tidak berlebihan dan juga kekurangan. Nutrisi yang seimbang lebih baik untuk kesehatan ibu dan janin.

Sumber artikel: