Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views : Ad Clicks : Ad Views :
img
Home / Kehamilan / Ciri-Ciri Kontraksi Asli dan Kontraksi Palsu

Ciri-Ciri Kontraksi Asli dan Kontraksi Palsu

/
/
435 Views

Saat sudah hamil 9 bulan maka ibu hamil biasanya selalu was was dengan rasa kontraksi. Apakah yang dirasakan ini kontraksi asli atau kontraksi palsu.

Jika muncul kram perut atau tekanan sedikit saja pada rahim, maka ibu langsung pergi ke rumah sakit.

Tapi ternyata sampai rumah sakit disuruh pulang lagi karena ibu hanya mengalami kontraksi palsu. Tentu ini sangat melelahkan dan cenderung membuat ibu hamil stres.

Hampir semua ibu hamil akan merasa penasaran dengan kontraksi, sehingga saat terkena kontraksi palsu, maka selalu berpikir, inilah waktu yang tepat untuk melahirkan.

Jadi sangat penting sekali untuk tahu apa saja perbedaan kontraksi asli dan kontraksi palsu, seperti dibawah ini.

Daftar Isi:

Kontraksi Asli

Menunggu waktu kontraksi asli sehingga bisa melahirkan normal memang impian semua ibu hamil. Salah satu ciri persalinan normal adalah mengalami kontraksi asli.

Perbedaan kontraksi asli dan kontraksi palsu
Perbedaan kontraksi asli dan kontraksi palsu

Berikut ini ciri-ciri kontraksi asli sebagai tanda akan melahirkan:

  1. Pola dan rasa kontraksi

Ciri kontraksi asli memang mirip dengan gejala menstruasi. Rasa yang sama juga terjadi pada kontraksi palsu.

Tapi ketika ibu mengalami kontraksi asli, maka pola dan rasanya sangat teratur. Dari waktu ke waktu kontraksi akan memiliki jarak yang semakin pendek.

Jumlah rasa kontraksi juga akan sama atau bertambah ketika pembukaan semakin banyak. Saat itu ibu mungkin akan merasakan rasa kontraksi yang berat dan tidak nyaman.

Bahkan untuk bernafas saja ibu akan merasa sesak karena rasa sakit yang lebih parah dari waktu ke waktu.

  1. Waktu kontraksi datang

Kontraksi asli akan membuat ibu bisa merasakan waktu kontraksi yang sangat teratur dan berkala. Misalnya adalah pada saat masih awal kontraksi akan datang dalam setiap 30 menit.

Kemudian mulai lebih dekat sampai 15 menit sekali. Lalu mulai terbatas yaitu setiap 5 menit sekali. Pada saat proses ini maka pembukaan serviks seharusnya juga sudah bertambah.

  1. Rasa kontraksi tidak hilang

Salah satu ciri kontraksi asli adalah Ibu hamil akan merasakan bahwa rasa sakit terus ada dan menetetap. Kontraksi yang asli sama sekali tidak berkurang meskipun ibu merubah posisi atau ketika melakukan gerakan lain.

Kemudian rasa kontraksi akan bertambah dari waktu ke waktu. Ibu sama sekali tidak bisa mengurangi rasa sakit kontraksi dengan gerakan apapun.

Saat itu yang terjadi sebenarnya adalah kepala bayi yang sudah masuk ke rongga panggul kemudian ingin mendorong diri.

Tulang tengkorak bayi yang sudah tersambung sempurna dan lunak memudahkan kepala bisa melewati tulang panggul sehingga bisa lahir normal.

  1. Nyeri punggung parah

Saat sudah terjadi kontraksi asli maka ibu juga akan merasakan nyeri punggung yang sangat parah. Rasa sakit akan berkembang dari punggung sampai ke perut kemudian muncul tekanan pada area panggul.

Ini merupakan ciri kontraksi asli yang khas dan menandakan waktu persalinan sudah semakin dekat. Ibu hamil bahkan merasakan sakit itu mulai dari paha, kaki sampai ke punggang.

Pengalaman beberapa perempuan menganalogikan sakitnya kontraksi asli lebih dari seribu rasa sakit ketika menstruasi yang paling menyakitkan.

  1. Disertai rasa diare

Ciri kontraksi asli yang lain yaitu disertai dengan diare. Beberapa ibu bisa mengalami diare yang sebenarnya sementara yang lain hanya menyerupai diare.

Diare disebabkan karena kontraksi telah menekan usus besar dan menyebabkan kram parah. Inilah yang membuat rasa diare  bertahan.

Beberapa ibu hamil bahkan juga bisa merasa selalu ingin buang air besar selama kontraksi karena itu mereka terdorong untuk mengejan.

Tapi dokter atau bidan tidak bisa memberikan ijin untuk mengejan jika pembukaan belum penuh karena berbahaya untuk area perineum ibu.

  1. Keluar bercak darah

Kontraksi yang sebenarnya juga selalu disertai dengan keluarnya bercak darah. Awalnya ibu hanya mengeluarkan keputihan yang sangat cair.

Kemudian setelah itu keputihan disertai dengan lendir coklat. Setelah itu ibu akan merasakan bercak darah yang keluar lebih deras dari waktu ke waktu.

Saat itu sebenarnya ibu sudah mengalami penipisan leher rahim. Serviks juga semakin membuka untuk membantu kepala dan tubuh bayi bisa melewati jalan lahir.

  1. Ketuban pecah

Setelah ibu mengalami kontraksi yang sangat teratur kemudian ketuban ibu bisa pecah. Ini tidak selalu terjadi karena terkadang saat kontraksi awal, ketuban ibu sudah merembes.

Setelah ketuban pecah atau merembes tapi pembukaan sudah penuh maka ibu hanya menunggu waktu untuk melahirkan. Baca juga: Penyebab Ibu Hamil Mengalami Ketuban Pecah Dini

Selama ketuban sudah pecah maka cobalah untuk tetap aktif sehingga persalinan normal menjadi lebih mudah dan tidak terlalu menyakitkan.

Tapi jika ibu mengalami ketuban bocor dan pembukaan belum penuh sementara air ketuban sudah sangat sedikit maka biasanya dokter menyarankan untuk persalinan caesar.

Kontraksi Palsu

Selain mengalami kontraksi asli sebagai pertanda akan melahirkan, Ibu hamil juga terkadang mengalami kontraksi palsu.

Berikut ini ciri-ciri kontraksi palsu:

  1. Pola kontraksi

Jika ibu mengalami kontraksi palsu maka biasanya pola terjadinya kontraksi tidak teratur. Terkadang kontraksi bisa muncul sendiri dan terkadang juga hilang sendiri.

Kontraksi tidak akan menjadi parah dari waktu ke waktu dan akan terus seperti itu. Meskipun rasa kontraksi menyakitkan tapi tidak berlangsung lama.

Setelah itu maka biasanya kontraksi palsu akan hilang sendiri.

  1. Tidak tahan lama

Salah satu ciri kontraksi palsu yang khas adalah rasa sakit yang dialami tidak bertahan dalam waktu yang lama. Kontraksi akan muncul kemudian hilang sendiri.

Setelah itu biasanya kontraksi memberi jarak beberapa lama sampai muncul lagi. Karena polanya seperti itu maka ibu masih bisa beraktifitas.

Saat digunakan untuk beraktifitas maka biasanya kontraksi akan hilang sendiri.

  1. Jarak kontraksi

Pada kontraksi palsu juga bisa menyebabkan jarak kontraksi tidak bertahan lama. Kontraksi akan hilang tanpa digunakan untuk beraktifitas atau saat beraktifitas.

Pola kontraksi yang tidak teratur ini misalnya setiap 7 menit sekali, setiap 10 menit sekali, kadang juga setiap 3 menit sekali. Dan urutan terjadinya kontraksi benar-benar acak sehingga ibu sulit menandai dengan waktu.

  1. Tidak ada flek darah

Ciri kontraksi palsu yang lain adalah tidak disertai dengan bercak darah. Pola kontraksi yang tidak teratur ini tidak membuat ibu mengalami pendarahan.

Hal ini berarti bahwa serviks tidak mengalami pelebaran dan jelas tidak ada pembukaan. Beberapa ibu mungkin akan mengalami keputihan selama kontraksi palsu.

Tapi tidak membuat kondisi ibu lebih parah dan keputihan juga bisa hilang sendiri. Terkadang keputihan disebabkan karena perubahan hormon dalam tubuh ibu.

  1. Air ketuban tidak pecah

Jika ibu mengalami kontraksi palsu maka ibu tidak akan bisa merasakan ketuban pecah. Hal ini karena bayi Anda masih bertahan di dalam rahim dan membutuhkan air ketuban untuk perlindungan.

Air ketuban juga tidak merembes kecuali jika ibu mengalami beberapa gangguan kehamilan. Pada ibu hamil kembar, kontraksi bisa menyebabkan air ketuban merembes, tapi itu karena kondisi hamil kembar.

  1. Waktu terjadinya

Ciri utama kontraksi palsu adalah terjadinya tidak hanya saat trimester ketiga, tapi juga bisa terjadi saat berada di trimester kedua.

Berbagai faktor bisa menyebabkan kontraksi palsu termasuk seperti stres, tekanan pekerjaan, ibu hamil banyak pikiran dan kehamilan kembar.

Kesehatan ibu selama hamil juga bisa memicu terjadinya kontraksi palsu. Ibu yang sudah pernah mengalami persalinan prematur harus melihat tanda kontraksi palsu.

Karena pada persalinan prematur maka bisa memicu kontraksi yang sebenarnya sehingga tidak boleh lambat dalam perawatan.

Demikian perbedaan dan ciri-ciri kontraksi asli dan kontraksi palsu. Setiap ibu hamil harus bisa membedakan apa yang terjadi saat sedang mengalami kontraksi. Jika merasa ragu dan cemas maka segera kunjungi dokter kandungan Anda.

Sumber artikel: