Pengenhamil.com – JAKARTA – Banyak orang tua khawatir bayi mereka menderita Dermatitis Atopik. Ketika seseorang memiliki gen Dermatitis Atopik, penyakit ini dapat menjadi terlibat ketika terpicu oleh alergi atau faktor kondisi lingkungan.
Atopic Dermatitis atau dikenal luas sebagai eczema ( eksim ) merupakan kondisi lapisan kulit kronis yang mana ditandai dengan dermis yang tersebut kering, bersisik, merah, serta gatal. Kondisi ini seringkali bersifat genetik serta dapat muncul di dalam segala usia.
Gejala yang tersebut paling umum adalah munculnya ruam merah yang tersebut sangat gatal, teristimewa pada lipatan lapisan kulit seperti siku, lutut dan juga pergelangan tangan. Rasa gatal yang dimaksud intens dapat mengganggu aktivitas sehari-hari kemudian menyebabkan lapisan kulit terluka akibat garukan.
Diperkirakan bahwa 15-20% anak-anak menderita Dermatitis Atopik. Walaupun umumnya gejala akan berkurang ketika dewasa seiring dengan meningkatnya daya tahan tubuh, namun kemungkinan untuk kambuh sanggup terjadi khususnya ketika terpicu oleh faktor kondisi lingkungan.
Angka kejadian ini meningkat hingga tiga kali lipat pada beberapa dekade terakhir khususnya pada negara-negara yang memiliki area industri. Rasio penderita Dermatitis Atopik antara perempuan lalu laki-laki adalah 14:1 serta sebanyak 85% anak-anak menderita Dermatitis Atopik sebelum menginjak usia lima tahun.
Dermatitis Atopik paling sejumlah ditemukan pada bayi. Di mana 45% di dalam antaranya mengalami gejala awal Dermatitis Atopik di dalam enam bulan pertama setelahnya lahir, 60% di dalam bawah usia satu tahun dan juga 85% di area bawah usia lima tahun.
Dermatitis Atopik dianggap sebagai tahapan awal dari ‘pawai atopik’ (atopic march). Pawai atopik atau yang dimaksud juga biasa disebut dengan pawai alergi merupakan tahapan perkembangan dari Dermatitis Atopik yang dimaksud diawali pada masa anak usia dini lalu selanjutnya dapat mengalami perkembangan menjadi gangguan alergi lain di dalam kemudian hari.
Kemunculan penyakit Dermatitis Atopik pada anak-anak seringkali dijadikan acuan indikasi adanya perkembangan asma lalu atau rinitis alergi pada usia anak yang mana tambahan tua. Untuk keluarga (orangtua lalu anak) yang dimaksud menderita Dermatitis Atopik, untuk dapat mempunyai satu solusi yang mana bisa saja merawat lapisan kulit seluruh keluarga, sangat efisien serta berarti.
Salah satu pemicu Dermatitis Atopik adalah kurangnya lapisan lemak pada epidermis luar dan juga kondisi abnormal lapisan pelindung kulit. Hal menyebabkan alergen dapat masuk ke pada celah-celah epidermis lalu memicu munculnya gejala seperti rasa gatal, kemerahan, lalu peradangan.
Indira Natalia, Brand Manager Mustela Indonesia menjelaskan, melalui penelitian ditemukan bahwa orang dengan Dermatitis Atopik miliki banyak besar bakteri Staphylococcus Aureus yang dimaksud hidup pada lapisan kulit mereka. Bakteri ini bukan semata-mata mampu menyebabkan infeksi, tetapi juga memicu respon imun yang digunakan memicu gejala kemerahan.