Keguguran berulang adalah salah satu masalah kehamilan yang bisa membuat ibu mengalami trauma berat. Keguguran merupakan peristiwa yang memaksa ibu akhirnya kehilangan janin ketika usia janin belum sampai 20 minggu kehamilan.
Artinya bahwa proses kehilangan janin ini terjadi saat usia janin masih sangat muda. Ketika ibu pernah mengalami keguguran maka riwayat ini bisa terjadi pada kehamilan selanjutnya.
Saat ibu sudah mengalami keguguran selama lebih dari dua kali secara berturut-turut maka ini disebut dengan keguguran berulang. Penyebab masalah ini bisa berasal dari faktor ibu maupun janin.
Dokter biasanya akan memastikan apa saja penyebab yang paling berpotensi. Sehingga ibu harus menjalani tes setelah mendapatkan tindakan kuret atau menerima obat untuk mengeluarkan janin.
Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab keguguran berulang dan harus dihindari semua ibu hamil.
- Kelainan kromosom pada janin
Masalah kelainan kromosom pada janin juga bisa menjadi penyebab utama adanya keguguran berulang. Hal ini bisa terjadi akibat kesalahan kromosom dari ayah atau ibu.
Kondisi kelainan genetik ini hampir selalu terjadi pada kasus keguguran berulang. Awalnya terjadi ketika sel telur atau sel sperma yang mengalami pembuahan tidak memiliki atau kelebihan salah satu bentuk DNA.
Akhirnya janin tidak bisa berkembang sempurna dan menjadi keguguran. Kelainan kromosom juga akan menyebabkan janin tidak mungkin bisa berkembang sempurna.
Jika janin bisa bertahan maka sangat rentan dengan beberapa penyakit bawaan dan juga sindrom yang bisa menyebabkan organ bayi tidak tumbuh sempurna.
Beberapa kelainan kromosom yang dikenal dalam dunia medis seperti:
- Nullisomy : dimana kromosom tidak memiliki pasangan
- Monosomi : ketika satu kromosom ternyata pada janin tidak memiliki homolog.
- Trisomi: ketika janin memiliki kelebihan kromosom.
- Tetrasomi : ketika terbentuk empat pasang jenis kromosom.
- Kelainan Thrombophilia
Ketika ibu hamil mengalami kelainan thrombophilia maka keguguran berulang juga bisa terjadi. Terkadang kondisi ini tidak disadari sampai terjadi keguguran terus menerus dan ibu menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap.
Penyakit ini akan membuat tubuh ibu membentuk proses pembekuan darah yang lebih cepat. Akhirnya proses pembekuan ini menjadi tidak normal.
Penyebab kondisi ini bisa karena tubuh ibu memiliki atau tidak memiliki protein yang berfungsi untuk mengontrol proses pembekuan darah.
Ibu hamil yang memiliki riwayat ini dalam keluarga bisa jadi terkena karena faktor genetik. Terkadang ibu hamil juga bisa menderita penyakit ini tanpa ada pengaruh dari genetik.
Karena itu pemeriksaan darah sangat diperlukan selama hamil agar bisa diketahui jika ibu menderita thrombophilia.
- Kelainan pada serviks
Kelainan yang terjadi pada serviks juga bisa menyebabkan keguguran berulang. Kondisi ini bisa terjadi ketika rongga serviks membuka lebih cepat sementara usia janin masih sangat muda.
Rongga serviks yang membuka cepat memicu kontraksi dimana akhirnya janin akan keluar secara perlahan.
Kondisi ini bisa disebabkan karena kelainan pada serviks itu sendiri atau ada pengaruh dari kegiatan ibu yang terlalu berat dan penyakit tertentu termasuk infeksi menular seksual.
- Kelainan pada rahim ibu
Untuk mewujudkan kehamilan yang sehat maka sel telur dan sel sperma yang bertemu, lalu terjadi pembuahan, maka harus menempel sempurna pada dinding rahim.
Ibu hamil yang memiliki bentuk rahim kurang sempurna bisa mengalami keguguran secara berulang. Posisi rahim yang kurang sempurna bisa menyebabkan embrio tidak menempel dengan sempurna.
Kemudian pada kasus rahim terbalik juga bisa menyebabkan keguguran berulang karena kondisi rahim yang tidak bisa menyediakan lingkungan yang dibutuhkan untuk perkembangan janin.
Pada akhirnya berbagai kelainan yang terjadi pada rahim akan menyebabkan keguguran yang berulang.
- Ibu menderita APS atau Sindrom Hughes
Saat ibu hamil menderita APS atau Antiphospholipid Syndrome maka ibu akan mengalami keguguran setiap kali hamil. Hal ini sebenarnya terjadi ketika tubuh ibu memiliki proses pengentalan darah yang menumpuk pada pembuluh darah nadi atau balik.
Akibatnya proses ini akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin sehingga janin menjadi keguguran. Ibu hamil yang menderita penyakit ini biasanya mengembangkan gejala sindrom sejak awal kehamilan.
Beberapa ciri sindrom ini seperti perasaan sakit kepala terus menerus, ibu hamil terlihat depresi, bingung, ada bercak biru pada pembuluh darah yang paling dekat dengan kulit. Terkadang jika sudah parah juga menyebabkan penyakit jantung dan epilepsi.
Penyakit ini termasuk sebagai gangguan imunitas sehingga sel-sel yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang tubuh itu sendiri. Kondisi ini sangat berbahaya sehingga ibu hamil harus menerima perawatan sejak awal kehamilan.
Dokter bisa memberikan obat untuk mengelola pembekuan darah namun kesehatan ibu harus selalu dipantau.
- Gangguan hormon pada tubuh ibu
Ibu hamil yang mengalami gangguan hormon juga bisa mengalami proses keguguran berulang. Jenis gangguan hormon ini termasuk jika tubuh ibu menghasilkan progesteron dan prolaktin secara berlebihan atau terbatas.
Ketika tubuh ibu kelebihan hormon prolaktin maka rahim ibu tidak bisa membentuk lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin.
Inilah yang akhirnya menyebabkan keguguran berulang. Kemudian saat ibu kelebihan progesteron maka reaksi janin berlebihan termasuk memicu proses kontraksi dini sehingga janin keluar.
Lalu jika hormon progesteron ada dalam jumlah yang sangat rendah maka bisa menyebabkan janin tidak berkembang sempurna. Akibatnya janin akhirnya menjadi keguguran.
- Penyakit akibat infeksi pada sistem reproduksi
Tidak pernah disangka ternyata penyakit yang menyerang organ intim bisa menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi. Bahkan infeksi yang menyebar sampai ke organ reproduksi dalam bisa menyebabkan keguguran.
Beberapa kasus yang paling sering terjadi adalah ketika infeksi bakteri atau virus ternyata sampai ke rahim dan saluran reproduksi yang lain. Akibatnya janin dalam rahim juga terkena infeksi sehingga tidak mungkin bisa bertahan.
Penyebaran infeksi ini sering diabaikan karena dianggap hanya menyerang bagian organ intim saja tapi ternyata bisa sampai ke organ dalam reproduksi.
- Usia ibu hamil terlalu tua atau muda
Usia ibu hamil untuk mendapatkan kehamilan yang sempurna memang perlu mendapatkan perhatian yang sangat penting. Karena hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua bisa menyebabkan keguguran terus menerus.
Ibu hamil yang masih sangat muda biasanya mengalami keguguran karena stres dan cemas secara berlebihan. Sementara ibu hamil yang terlalu tua biasanya memiliki status kesehatan yang kurang baik.
Kasus yang paling sering terjadi misalnya pada ibu hamil yang sudah berusia lebih dari 35 atau 45 tahun. Pada usia tersebut ternyata janin memang sulit untuk bertahan.
- Ibu hamil perokok aktif
Ibu hamil yang pernah menjadi perokok aktif maupun masih merokok saat hamil juga rentan dengan masalah ini. Perokok bisa mengalami kondisi kesehatan tertentu yang kemudian akhirnya menyebabkan keguguran dalam setiap kehamilan.
Kemudian zat dari rokok yang sudah masuk ke dalam aliran darah bisa sampai ke janin dimana akhirnya janin tidak mungkin bertahan.
Karena itu terkadang jika bisa terjadi kehamilan dengan sempurna maka ibu juga berisiko melahirkan bayi prematur, kelainan organ tubuh pada janin dan masalah yang lain.
- Ibu hamil pecandu alkohol
Selain rokok maka alkohol juga bisa menyebabkan masalah yang sangat buruk untuk perkembangan janin. Sama seperti rokok, maka alkohol juga akan tinggal dalam darah ibu.
Bahkan butuh waktu selama puluhan tahun sampai darah bersih kembali. Karena itu ketika zat dari alkohol masih ada dalam darah ibu maka janin mungkin tidak berkembang sempurna, janin mengalami cacat dan risiko penyakit sindrom karena kelainan kromosom.
- Jarak kehamilan yang pendek
Ibu hamil dengan jarak kehamilan yang pendek juga bisa mengalami keguguran. Meskipun pada kehamilan sebelumnya ibu juga mengalami keguguran.
Karena itu jika ibu baru saja mengalami keguguran maka perlu menunggu sampai beberapa bulan. Hal ini sangat penting untuk memulihkan rahim sampai siap hamil lagi.
Kemudian adanya penyakit tertentu penyebab keguguran sebelumnya juga harus dipastikan agar tidak terjadi keguguran berulang.
Jadi itulah berbagai penyebab keguguran berulang yang bisa berasal dari faktor ibu dan janin. Untuk mencegah masalah ini maka konsultasikan kehamilan Anda kepada dokter sejak awal kehamilan.
Sumber: