Perbedaan hamil anggur dan hamil ektopik
Perbedaan hamil anggur dan hamil ektopik

Perbedaan Hamil Anggur Dan Hamil di Luar Kandungan

Hamil anggur dan hamil di luar kandungan memang merupakan dua gangguan kehamilan yang sering kali disamakan, padahal keduanya sangat berbeda.

Hamil anggur atau dalam bahasa medis disebut mola hidatidosa adalah suatu kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma berubah menjadi mola atau tumor yang berbentuk bintik-bintik kecil seperti anggur.

Sedangkan hamil di luar kandungan atau biasa disebut dengan kehamilan ektopik adalah satu kondisi dimana sel telur yang telah berhasil dibuahi oleh sel sperma justru menempel dan berkembang tidak pada rahim, melainkan di saluran tuba falopi atau organ tubuh lainnya seperti perut, leher rahim, dan lainnya.

Untuk lebih memahami perbedaan antara hamil anggur dan hamil di luar kandungan, berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai perbedaan hamil anggur dan hamil di luar kandungan:

1. Bentuk embrio

Pada hamil anggur, bentuk embrio tidak berkembang seperti seharusnya. Sel telur yang telah dibuahi justru berubah menjadi mola atau tumor yang berbentuk bintik-bintik kecil seperti anggur.

Sedangkan pada kehamilan di luar kandungan, bentuk embrio yang berhasil dibuahi berkembang seperti seharusnya.

Embrio pada hamil di luar kandungan tampak normal layaknya janin pada umumnya hanya saja pada pertengahan perkembangan akan mengalami sedikit perubahan bentuk karena tidak mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen seperti yang seharusnya.

2. Letak embrio

Pada hamil anggur, letak embrio berada di dalam rahim. Embrio yang sebenarnya adalah mola atau bakal tumor ini berkembang dengan baik di dalam rahim.

Sedangkan pada kehamilan di luar kandungan, letak embrio justru tidak berada di dalam rahim. Sel telur yang telah dibuahi menempel dan berkembang pada organ lain di luar rahim, seperti leher rahim, tuba falopi, perut, atau di tempat lainnya.

Bahaya kehamilan ektopik
Bahaya kehamilan ektopik

3. Penyebab

Penyebab dari hamil anggur dan kehamilan di luar kandungan juga berbeda.

Pada hamil anggur, penyebabnya adalah karena tidak adanya kromosom atau informasi genetik pada sel telur yang dibuahi sehingga hasil pembuahan tidak berhasil berkembang menjadi embrio.

Sedangkan penyebab kehamilan di luar kandungan adalah karena kemembrio berhasil dibuahi namun justru menempel di luar rahim.

4. Penanganan

Pada kasus hamil anggur, ibu hamil akan mendapatkan penanganan berupa kuret atau pengangkatan rahim. Penanganan pada kasus hamil anggur harus diselesaikan dengan segera sebelum mola berkembang semakin besar.

Sedangkan pada kasus hamil di luar kandungan, biasanya embrio akan luruh dengan sendirinya karena tidak mendapatkan asupan nutrisi yang seharusnya didapatkan.

Namun jika embrio tidak keluar sendiri, maka biasanya dokter akan melakukan tindakan operasi.

5. Kemungkinan hamil kembali

Kemungkinan untuk hamil kembali pada kasus hamil anggur tergantung pada penanganan dan berat tidaknya hamil anggur yang dihadapi.

Jika hamil anggur tidak mengganggu kondisi rahim ibu, maka ibu hamil diperbolehkan untuk hamil kembali setelah melakukan perawatan sekitar 1 tahun.

Namun berbeda halnya jika ibu hamil yang mengalamai hamil anggur justru melakukan penanganan angkat rahim, maka tidak ada kemungkinan bagi wanita tersebut untuk hamil kembali.

Sedangkan pada kasus hamil di luar kandungan, wanita tersebut masih bisa mendapatkan keturunan setelah mendapatkan perawatan yang tepat di tangan dokter.

Hanya saja kemungkinan besar akan terjadi penurunan persentase kehamilan karena besar kemungkinan untuk terjadi hamil di luar kandungan kembali.

6. Jenis

Hamil anggur terdiri dari beberapa jenis, yakni :

  • Complete mole dimana sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma langsung berubah menjadi jaringan asing berbentuk anggur, meskipun ketika ibu hamil melakukan tes kehamilan menunjukkan hasil yang positif.
  • Partial mole dimana sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma berubah menjadi embrio seperti yang seharusnya, namun dalam perkembangannya justru menjadi abnormal dan berubah menjadi mola. Hasil tes kehamilan yang dilakukan oleh ibu hamil juga menunjukkan hasil yang positif.

Sedangkan pada kasus hamil di luar kandungan, jenisnya hanya ada satu saja.

7. Faktor resiko

Pada kasus hamil anggur, faktor resiko akan jauh lebih besar menyerang ibu yang hamil pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun.

Ibu hamil yang memiliki riwayat hamil anggur pada kehamilan sebelumnya juga memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena hamil anggur kembali.

Sedangkan pada kasus hamil di luar kandungan, ibu hamil yang memiliki faktor resiko lebih tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai masalah PMS, radang panggul, IMS, dan masalah di sekitar organ reproduksi lainnya.

Ibu hamil yang mempunyai riwayat hamil di luar kandungan juga memiliki resiko jauh lebih besar untuk mengalami hamil di luar kandungan kembali.

8. Jangka waktu hamil kembali

Pada kasus hamil anggur, seorang wanita akan bisa hamil kembali setelah benar-benar dinyatakan bersih oleh dokter. Hamil anggur biasanya membutuhkan pemulihan sekitar 6 hingga 12 bulan lamanya.

Ketika seorang wanita yang telah mendapatkan penanganan hamil anggur ingin hamil kembali, ia harus menunggu hingga tubuhnya benar-benar bersih dari hormon HCG.

Jika kadar hormon HCG masih sangat tinggi meskipun ia telah mendapatkan penanganan, maka ia masih harus mendapatkan penanganan lanjutan hingga benar-benar bersih.

Sedangkan pada kasus hamil di luar kandungan, seorang wanita bisa langsung hamil kembali setelah dinyatakan baik oleh dokter.

Hanya saja ia tetap harus melakukan kontrol secara rutin untuk mencegah terjadinya hamil di luar kandungan lagi.

9. Resiko terberat

Baik hamil anggur dan hamil di luar kandungan keduanya memiliki resiko yang sama-sama mengancam nyawa ibu hamil.

Namun dalam kasus hamil anggur, ibu hamil akan mengalami kanker rahim jika mola yag berkembang dalam rahimnya tidak segera ditangani.

Sedangkan pada kasus hamil di luar kandungan, ibu hamil akan mengalami pendarahan hebat yang akan mengantarkannya pada kematian akibat embrio yang menempel dan mengganggu organ tubuh lainnya.

Itulah beberapa perbedaan hamil anggur dan hamil di luar kandungan yang perlu Anda ketahui.

Baik hamil anggur maupun hamil di luar kandungan, keduanya memiliki resiko yang begitu besar bagi ibu hamil sehingga wajib mendapatkan penanganan dengan segera.

Meskipun angka kemungkinan dari hamil anggur dan hamil di luar kandungan masih kecil, namun bukan berarti seorang ibu hamil tidak waspada.

Untuk menghindari terjadinya hamil anggur dan hamil di luar kandungan, ibu hamil sangat disarankan untuk melakukan beberapa antisipasi.

Adapun beberapa antisipasi tersebut adalah dengan memakan makanan yang bergizi tinggi, melakukan olahraga ringan, menjaga berat badan tetap stabil, menghindari makanan junk food, menjaga tingkat stres, menghindari melakukan pekerjaan yang berat, memperbanyak minum air, dan berbagai hal lain yang mendukung perkembangan janin di dalam kandungan.

Mempersiapkan rahim yang sehat sebelum hamil juga merupakan hal yang penting agar tidak terjadi masalah ketika hamil. Maka dari itu, mulailah melakuakn berbagai hal penting untuk kehamilan sebelum hamil agar rahim jauh lebih sehat dan kuat untuk menampung janin nantinya.

Sumber: