Semua ibu hamil pasti berharap bisa menjalani kehamilan dengan sehat sehingga bayi lahir dalam kondisi yang normal.
Namun semua keinginan itu tidak akan bisa terpenuhi jika ada masalah intrauterine fetal death, dimana janin akhirnya tidak bisa bertahan dan meninggal dunia dalam kandungan.
Kondisi ini bisa terjadi setelah kehamilan berusia lebih dari 5 bulan. Jadi kondisi IUFG sangat berbeda dengan keguguran yang terjadi saat janin masih sangat muda.
Janin meninggal dalam kandungan mungkin juga tidak pernah terduga oleh ibu. Namun pemeriksaan kehamilan bisa membantu ibu memantau apakah janin bertahan atau tidak.
Terdapat beberapa penyebab kematian janin dalam kandungan, yaitu:
- Masalah cacat kromosom pada janin
Seperti yang diketahui bahwa janin yang terkena cacat kromosom memang sulit bisa bertahan sampai lahir. Ini menjadi penyebab paling banyak janin meninggal dalam kandungan.
Kelainan kromosom sudah terbentuk sejak janin masih menjadi embrio. Kemudian kelainan kromosom ini akan menyebabkan beberapa jenis kelainan yang berkembang.
Misalnya cairan pada batang otak yang lebih banyak, detak jantung tidak normal, bibir sumbing, kelainan sistem syaraf dan beberapa kelainan yang menyerang fungsi organ tubuh janin.
Dengan beberapa kondisi tersebut maka sangat sulit bagi janin untuk bisa bertahan dan akhirnya meninggal dalam kandungan.
- Cacat janin bawaan
Beberapa jenis cacat bawaan pada janin juga bisa menyebabkan janin meninggal dalam kandungan.
Beberapa jenis cacat yang sering menyebabkan janin tidak bisa bertahan adalah jenis cacat yang menyerang organ tubuh bayi, sistem darah bayi, kelainan struktural organ dan sistem syaraf dan juga kelainan genetik pada janin.
Penyebab cacat janin bawaan ini termasuk seperti keturunan, paparan bahan kimia selama hamil, dan penyebab yang tidak bisa diprediksi.
- Masalah pada tali pusar
Kasus janin yang terlilit tali pusar selama dalam kandungan juga menyebabkan janin meninggal dalam kandungan.
Seperti yang diketahui bahwa tali pusar memiliki manfaat yang sangat penting untuk ibu dan janin.
Dalam proses pembentukan plasenta ada beberapa bagian pembuluh darah yang kemudian terhubung ke tali pusar bayi.
Tali pusar yang akan menyampaikan oksigen dan bahan makanan dari tubuh ibu ke janin.
Lilitan tali pusar bisa membuat bayi tidak mendapatkan kedua kebutuhan penting ini. Akhirnya janin meninggal dunia.
- Ibu hamil sakit
Ibu hamil yang menderita penyakit tertentu juga bisa menyebabkan janin meninggal dalam rahim.
Ada beberapa jenis penyakit yang memicu masalah ini termasuk penyakit kritis seperti kanker, penyakit gangguan sistem imunitas, dan kelainan proses pembekuan darah.
Beberapa penyakit ini bisa muncul selama ibu hamil atau bahkan sebelum ibu hamil.
Sehingga jika sudah diketahui dari awal maka ibu bisa menjalani beberapa perawatan yang bisa mendukung kehidupan janin sampai lahir.
- Kelainan plasenta
Masalah kelainan plasenta memang bisa terjadi pada semua ibu hamil. Kondisi ini juga bisa menyebabkan janin meninggal dan tidak bisa bertahan.
Misalnya jika ibu mengalami plasenta previa maka posisi janin akan menjadi sangat sulit untuk bertahan.
Atau masalah abrupsio plasenta dimana plasenta lahir sebelum bayi lahir sehingga tidak mungkin janin bisa bertahan.
Semua ini dipengaruhi oleh fungsi plasenta yang akan menampung darah dan nutrisi dari ibu ke janin. Jika ada masalah pada letak plasenta maka janin tidak bisa mendapatkan oksigen dan nutrisi.
- Infeksi kehamilan
Ibu hamil yang mengalami infeksi selama kehamilan mengalami fase yang sangat berbahaya.
Infeksi bisa menyebar sampai ke janin karena virus, bakteri, parasit atau jamur terbawa dari tubuh ibu sampai plasenta lalu ke tubuh janin.
Akhirnya janin juga terkena infeksi dan tidak mungkin bisa hidup.
Sebenaranya beberapa jenis infeksi bisa diobati namun terkadang ibu hamil terlambat untuk tahu semua gejala infeksi.
Infeksi yang menyebabkan risiko tinggi kematian janin adalah seperti rubella, campak jerman, penyakit menular seksual, toxoplasma, infeksi salurah kemih, dan sitomegalovirus.
Untuk mencegah semua masalah ini maka saat sudah mengenali gejalanya, segera periksa ke dokter langganan.
- Janin mengalami henti tumbuh
Janin yang mengalami henti tumbuh atau juga disebut Intrauterine growth restriction biasanya juga akan meninggal dalam kandungan.
Penyebab masalah ini bisa karena janin tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, kelainan plasenta, janin terlilit tali pusar, ibu hamil stres dan masalah yang lain.
Akibatnya janin akan tumbuh tidak normal sesuai dengan usia kehamilan.
Ukuran janin menjadi sangat kecil, volume darah janin sangat rendah, janin juga kekurangan oksigen dan masalah lain.
- Usia ibu hamil terlalu tua
Kehamilan sebenarnya diharapkan ketika ibu memiliki usia emas yaitu saat berusia 25 sampai 35 tahun. Lebih dari usia tersebut maka ada beberapa risiko kehamilan termasuk janin meninggal dalam kandungan.
Baca juga: Risiko Hamil di Usia 40 Tahun
Hal ini sebenarnya tidak dipicu oleh usia ibu tapi oleh kelainan yang terjadi pada ibu dan janin itu sendiri.
Usia yang terlalu tua bisa meningkatkan risiko seperti ibu terkena preeklampsia, obesitas, diabetes gestasional, dan masalah yang lain.
Sementara janin bisa mengalami kelainan kromosom dan risiko cacat bawaan.
Nah itulah yang akhirnya menyebabkan kematian janin dalam kandungan.
- Kehamilan kembar
Menjalani kehamilan kembar pasti akan membuat ibu merasa sangat bahagia. Tapi kehamilan kembar juga meningkatkan risiko janin meninggal sebelum lahir.
Hal ini karena kehamilan kembar bisa menyebabkan ibu mengalami beberapa risiko yang berat termasuk preeklampsia, diabetes gestasional, obesitas, dan risiko sindrom twin to twin.
Dengan berbagai kelainan ini maka salah satu janin tidak bisa bertahan kemudian akhirnya diikuti oleh kematian janin yang lain.
Kemudian hamil kembar juga memicu masalah seperti gangguan kehamilan yang parah, kelainan plasenya dan masalah yang lain.
- Obesitas
Obesitas memang sangat berbahaya untuk semua ibu hamil. Hal ini karena obesitas bisa membuat janin mengalami masalah kesehatan yang sangat buruk.
Ibu hamil obesitas bisa menyebabkan ibu terkena diabetes gestasional dan preeklampsia.
Kemudian ibu hamil juga mengalami kadar kolesterol yang tinggi dan memicu kondisi kesehatan lainnya.
- Kecelakaan / trauma
Trauma atau kecelakaan mungkin memang tidak bisa dihindari meskipun bisa dicegah dengan menghindari semua pantangan ibu hamil.
Trauma yang menyebabkan ibu hamil shock dan juga pada janin bisa menyebabkan kematian janin.
Misalnya pada kasus kecelakaan lalu lintas baik itu mobil atau motor, ibu hamil jatuh, ibu hamil terpeleset dan kecelakaan yang lain.
- Stres
Kemudian ibu hamil yang mengalami stres juga bisa membuat kondisi janin tidak bisa bertahan. Stres pada ibu hamil memang dianggap wajar karena berbagai perubahan pada tubuh ibu hamil.
Tapi dampak stres bisa menyebabkan janin kekurangan nutrisi dan oksigen. Janin juga bisa bergerak lebih banyak sehingga ada risiko terlilit tali pusar.
Stres bahkan bisa membuat ibu hamil terkena hipertensi dan ini sangat berbahaya untuk perkembangan janin.
Nah itulah berbagai penyebab kematian janin dalam kandungan atau Intrauterine fetal death. Beberapa penyebab memang bisa dihindari namun ada juga yang tidak. Hal yang paling dibutuhkan adalah untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.