Banyak wanita hamil yang menghindari memelihara kucing karena takut dengan bulunya yang katanya dapat menyebabkan munculnya gangguan pada kehamilan.
Memelihara kucing tentu boleh-boleh saja dilakukan, baik saat hamil maupun tidak. Dengan catatan kucing tersebut bersih, terawat dengan baik dan sehat.
Memelihara kucing yang tidak sehat tentu saja berbahaya, bukan hanya pada wanita hamil tapi pada semua orang.
Daftar Isi:
Amankah Memelihara Kucing Saat Hamil?
Lalu apa saja bahaya memelihara kucing saat hamil? Berikut ini penjelasannya.
- Infeksi akibat gigitan kucing
Kucing memang hewan yang tampak lucu dan menyenangkan. Ada banyak sifat kucing seperti penurut, agresif dan juga menantang.
Terkadang manusia bermaksud untuk menggoda kucing, tapi saat kucing sensitif maka bisa menggigit Anda. Gigitan kucing memang tidak sepenuhnya berbahaya dibandingkan gigitan anjing atau hewan lain.
Kucing biasanya tidak menggigit terlalu dalam sehingga lukanya tidak berbahaya. Tapi gigitan kucing bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri Pasteurella multocida.
Bakteri ini tinggal dalam mulut kucing termasuk kucing yang sangat sehat sekalipun. Tanda infeksi dari bakteri ini seperti:
- Melemahnya sistem syaraf pada area gigitan dan menyebar ke sekitarnya.
- Abses atau nanah pada area yang terkena gigitan.
- Melemahnya sendi
- Demam dan gangguan tubuh yang tidak nyaman.
Jika ibu hamil sudah mengalami beberapa tanda tersebut maka sebaiknya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Dokter akan membersihkan luka, melakukan tindakan jahit jika diperlukan, dan menutup luka.
Dokter juga bisa memberikan obat antibiotik seperti amoksisilin jika kondisi ibu hamil bisa menerima obat ini.
- Risiko selulitis akibat gigitan kucing
Ternyata menurut penelitian, gigitan kucing lebih berbahaya dibandingkan gigitan hewan peliharaan lain seperti anjing. Hal ini disebabkan karena berbagai jenis bakteri flora yang hidup di mulut kucing.
Terlebih jika kucing sering mengonsumsi daging mentah dimana risiko infeksi menjadi lebih tinggi. Infeksi selulitis akibat gigitan kucing umumnya tidak langsung keluar tapi menunggu sampai beberapa waktu.
Tanda terjadinya infeksi selulitis akibat gigitan atau cakarang kucing adalah:
- Bengkak pada bekas gigitan atau cakaran kucing.
- Area gigitan menjadi sangat merah.
- Sakit saat disentuh walaupun hanya ringan.
- Sulit untuk menggerakkan bagian yang digigit, seperti pada tangan dan kaki.
- Luka mengeluarkan cairan terus menerus.
- Luka berkembang menjadi nanah yang membusuk dan kulit mengelupas.
Perawatan jika sudah terjadi selulitis harus dilakukan di rumah sakit. Ibu hamil sangat rentan dengan infeksi ini sehingga harus dirawat sampai benar-benar sembuh.
- Demam cakaran kucing
Kucing memang sering mencakar untuk mengasah kukunya. Tapi kucing tidak memiliki nalar yang baik ketika mereka mencakar majikan atau pemiliknya.
Ibu hamil sangat rentan dengan cakaran kucing jika terus menerus bersama kucing dalam waktu yang lama.
Cakaran kucing bisa menyebabkan demam yang dibawa oleh Bartonella henselae. Kucing mendapatkan sumber infeksi ini dari gigitan kutu yang ada di tubuh kucing.
Akhirnya setelah terkena cakaran kucing maka kelenjar getah bening akan membengkak dan ini bisa memicu penyakit yang lain.
Gejala khas dari demam cakaran kucing adalah seperti benjolan pada bagian yang dicakar, kelenjar getah bening membengkak dan muncul sakit kepala.
Jika ibu hamil terkena risiko ini maka segera mencari perawatan ke rumah sakit. Perawatan yang tepat dan cepat bisa mengurangi bahaya demam kucing.
- Alergi
Kucing memang memiliki bulu yang sangat lebat tapi juga sangat mudah rontok. Kucing bisa menyebabkan ibu hamil mengalami alergi karena saat itu kondisi kehamilan ibu.
Kehamilan bisa membuat sistem kekebalan tubuh ibu menurun dengan cepat. Hal ini yang membuat ibu sangat rentan dengan alergi, meskipun tidak pernah memiliki riwayat alergi dari bulu kucing.
Alergi ini bisa terjadi karena bulu kucing membawa beberapa jenis mikroba dari lingkungan luar yang kemudian masuk ke dalam rumah.
Akhirnya ketika ibu hamil menyentuh kucing maka ada beberapa bagian bulu halusnya yang rontok. Bulu ini juga bisa terbawa ke dalam hidung dan masuk ke dalam saluran pernafasan.
Tanda alergi akibat bulu kucing pada ibu hamil adalah seperti :
- Gatal kemerahan pada kulit
- Sesak nafas
- Batuk dan bersin
- Gejala pilek klasik seperti bersin, batuk, dan sesak nafas.
- Bagi ibu hamil yang menderita asma bisa mengalami serangan asma.
- Risiko terkena infeksi toksoplasma
Bahaya lain yang sudah sangat terkenal dari kucing adalah infeksi toksoplasma. Tapi sebenarnya yang menyebabkan toksoplasma bukan dari kucing tapi kotoran kucing.
Parasit ini memang ada di kotoran kucing yang kemudian masuk ke dalam tubuh ibu hamil melalui kontak langsung.
Misalnya ketika tangan ibu terkena kotoran kucing yang kemudian parasit bisa masuk melalui mulut, luka dan saluran pernafasan.
Parasit ini bisa menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya pada ibu dan janin dalam kandungan. Beberapa bahayanya seperti:
- Risiko keguguran secara berulang pada setiap kehamilan.
- Risiko cacat janin yang bisa menyebabkan cacat pada bagian mata, sistem syaraf dan otak janin.
Namun menurut penelitian ternyata tidak semua infeksi toksoplasma bisa menyerang ibu hamil dan perempuan usia subur. Risiko ini akan semakin besar dengan usia kandungan ibu.
Ketika ibu baru hamil di trimester pertama maka risiko hanya kecil, kemudian meningkat di trimester kedua dan berikutnya.
Perempuan yang terkena infeksi sebelum hamil besar kemungkinan janin akan terinfeksi nantinya.
Tips Memelihara Kucing Saat Hamil
Meskipun kucing berbahaya untuk ibu hamil tapi secara medis memang tidak dilarang untuk memelihara kucing saat hamil. Banyak dokter yang mengijinkan ibu hamil untuk memelihara kucing.
Hanya saja harus mengikuti beberapa aturan, seperti dibawah ini:
- Karena kotoran kucing sumber infeksi toksoplasma maka ibu hamil tidak boleh memberihkan kandang atau litter box kucing.
- Jika ibu hamil terpaksa harus membersihkan sendiri maka gunakan masker dan sarung tangan. Sarung tangan yang sudah dipakai sebaiknya dibuang atau dicuci dengan sabun.
- Kesehatan kucing juga harus diperhatikan dengan cara memberikan makanan khusus kucing yang sudah matang sempurna.
- Hindari memberikan kucing berupa makanan mentah.
- Kucing khusus untuk ibu hamil sebaiknya adalah jenis kucing rumahan sehingga kucing Anda tidak terinfeksi sumber penyakit lain.
- Buat kucing selalu merasa kenyang sehingga tidak akan berburu hewan seperti tikus atau burung.
- Buatlah area khusus untuk kucing yang tidak dekat dengan dapur, kamar mandi dan meja makan.
- Segera mencuci tangan setelah menyentuh kucing.
- Jangan merawat kucing baru ketika hamil karena kemungkinan kucing tersebut membawa infeksi.
- Lakukan pemeriksaan toksoplasma pada kucing dan ibu hamil sehingga ibu hamil bisa merasa lebih tenang.
Demikian berbagai bahaya memelihara kucing saat hamil dan cara atau tips untuk mencegah munculnya bahaya tersebut.
Sumber:
- http://mentalfloss.com/article/51154/10-scientific-benefits-being-cat-owner
- https://www2.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/cornell-feline-health-center/health-information/feline-health-topics/toxoplasmosis-cats
- https://pets.webmd.com/cats/toxoplasmosis-cats#1