Kelainan genetik adalah penyebab detak jantung janin melemah
Kelainan genetik adalah penyebab detak jantung janin melemah

Penyebab Detak Jantung Janin Lemah dan Cara Mengatasinya

Detak jantung janin yang lemah adalah salah satu pertanda adanya gangguan pada kehamilan. Dokter yang menangani perlu mencari tahu penyebab dan segera mengatasinya.

Saat kehamilan sudah memasuki usia tiga sampai lima minggu maka jantung janin akan mulai berdetak. Saat itu tubuh janin sudah mulai membentuk sistem peredaran darah yang akan terus semakin sempurna sesuai usia kandungan.

Dalam pemeriksaan maka dokter akan memerika dengan USG untuk menemukan detak jantung janin. Saat usia janin sudah 6 minggu maka detak jantung akan menunjukkan angka 100 detak per menit.

Kemudian pada usia 9 minggu bisa mencapai 180 detak per menit. Lalu akan kembali menurun hingga ke angka yang normal dan stabil.

Jika detak jantung janin kurang dari 100 detak per menit maka bisa menunjukkan adanya gejala keguguran.

Berbagai gangguan bisa membuat detak jantung menjadi sangat lemah sehingga janin tidak mungkin bisa bertahan.

Apa penyebab detak jantung janin lemah? Berikut ini akan kami uraikan mengenai penyebab detak jantung janin lemah dan cara mengatasinya.

Daftar Isi:

Penyebab Detak Jantung Janin Lemah

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan detak jantung janin lemah di dalam kandungan, yaitu:

  1. Kelainan genetik

Jika pada trimester pertama detak jantung janin sangat lemah bahkan kurang dari 100 detak per menit maka bisa menjadi tanda keguguran.

Kondisi ini akan sulit bagi janin untuk bertahan karena jantung yang sangat lemah. Salah satu pemicunya adalah adanya kelainan genetik pada janin.

Kelainan genetik bisa berkembang ketika proses pertemuan sel telur dan sel sperma, maka salah satu faktornya membantu bentuk kromosom yang tidak sempurna.

Inilah yang akhirnya membuat janin tidak mungkin bisa berkembang sehingga ibu akan mengalami keguguran.

Kelainan genetik adalah penyebab detak jantung janin melemah
Kelainan genetik adalah penyebab detak jantung janin melemah
  1. Janin stres

Janin stres biasanya memang muncul menjelang persalinan. Kondisi ini juga disebut dengan istilah fetal distress.

Kondisi ini akan ditandai dengan melemahnya detak jantung janin sehingga kondisi ibu dan janin harus dipantau terus.

Penyebab utama janin mengalami stres hingga melemahkan detak jantung janin memang sangat banyak.

Beberapa faktor penyebab janins stres adalah:

  • Penyakit ibu menjelang melahirkan
  • Penyakit ibu sepanjang kehamilan
  • Ibu sakit sebelum hamil
  • Kondisi abrupsio plasenta
  • Janin terlilit tali pusar
  • Infeksi yang menyerang janin baik sumber dari ibu atau janin sendiri, dan
  • Adanya masalah merembesnya meconium.
  1. Janin menderita IUGR

IUGR atau Intrauterine Growth Restriction adalah sebuah kondisi ketika pada usia tertentu janin mengalami henti tumbuh.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa masalah seperti kelainan kromosom pada janin, kelainan jantung  bawaan pada janin, dan beberapa faktor yang membuat janin berhenti tumbuh.

Terkadang dalam beberapa kasus IUGR juga terjadi karena kelainan plasenta yang menyebabkan janin tidak mendapatkan darah dan oksigen yang cukup.

Pola atau gaya hidup yang buruk pada ibu hamil seperti kebiasaan minuman beralkohol dan merokok juga bisa menyebabkan masalah ini.

  1. Kelainan hidramnion

Hidramnion adalah sebuah kondisi yang bisa menyebabkan air ketuban saat kehamilan menjadi sangat banyak.

Kondisi ini bisa menyerang beberapa ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan seperti diabetes gestasional, bayi yang berukuran besar, bayi mengalami cacat dalam kandungan dan bayi kembar.

Masalah ini sering ditandai dengan rahim yang membesar dengan cepat, perut ibu tidak nyaman, kontraksi, ibu sulit bernafas dan masalah lain. Dampaknya bisa membuat detak jantung janin menjadi sangat lemah.

  1. Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah sebuah kondisi dimana air ketuban menjadi sangat sedikit sehingga bayi berada dalam kondisi berbahaya.

Biasanya ini paling sering terjadi pada trimester ketiga dimana air ketuban merembes secara perlahan. Ibu hamil yang memiliki riwayat pecah ketuban dini dan jarak kehamilan yang pendek bisa mengalami masalah ini.

Gejala yang bisa diamati termasuk seperti jumlah cairan ketuban yang sedikit dengan pemeriksaan USG, ukuran rahim yang mengecil, detak jantung janin menurun cepat dan janin menjadi lemah.

  1. Preeklampsia

Ibu hamil yang mengalami preeklampsia juga bisa mengalami masalah detak jantung janin yang terus melemah. Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan yang masuk usia 20 minggu.

Tanda yang sering ditunjukkan adalah tekanan darah ibu yang tinggi secara tiba-tiba, tangan, kaki dan wajah ibu bengkak, ada protein dalam urin, dan organ tubuh ibu yang tidak bekerja dengan baik.

Pada akhirnya ini akan membuat detak jantung janin melemah.

  1. Eklampsia

Eklampsia adalah salah satu jenis gangguan kehamilan yang berbahaya.

Gangguan ini adalah sebuah kondisi preeklampsia yang tidak bisa dikendalikan lagi. Akibatnya tekanan darah ibu hamil menjadi sangat tinggi, tubuh bengkak dan urin yang mengandung protein.

Ini kondisi yang sangat jarang terjadi pada ibu hamil. Akhirnya dalam waktu yang sangat cepat detak jantung janin menjadi sangat lemah dan perawatan lanjutan untuk ibu hamil harus dilakukan dengan cepat.

  1. Gestasional diabetes

Gestasional diabetes adalah sebuah penyakit yang bisa menyebabkan kadar gula darah ibu hamil menjadi sangat tinggi.

Ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan sudah lebih dari 24 minggu sampai 28 minggu. Kondisi ini akan membuat ibu menjadi tidak sehat dan detak jantung janin juga menurun dengan cepat.

Berbagai penyebabnya seperti ibu hamil obesitas, riwayat diabetes sebelum hamil, dan ibu yang menerima perawatan bed rest lama.

  1. Kehamilan kembar

Ibu yang sedang hamil kembar juga bisa mengalami masalah detak jantung janin yang lemah. Kondisi ini bisa terjadi pada saat awal kehamilan, pertengahan sampai menjelang persalinan.

Hal ini juga sering disebabkan karena terkadang janin tidak mendapatkan kadar oksigen yang cukup sehingga akan mengalami gangguan detak jantung.

  1. Infeksi pada ibu hamil

Penyakit infeksi yang menyerang ibu dan janin bisa menyebabkan kondisi detak jantung janin menjadi sangat lemah.

Penyakit infeksi ini bisa disebabkan karena virus atau bakteri yang awalnya hanya menyerang ibu. Namun ketika darah ibu mengalir ke darah janin maka janin beresiko tertular.

  1. Terlilit tali pusat

Janin yang terlilit tali pusat juga bisa terkena detak jantung janin yang lemah.

Hal ini biasanya berhubungan dengan masalah janin yang sangat aktif sehingga secara tidak sengaja gerakan membuat simpul tali pusat pada leher janin. Lalu janin kekurangan oksigen dan detak jantung menjadi lemah.

Cara Mengatasi Detak Jantung Janin yang Lemah

Berikut ini beberapa tips cara mengatasinya:

  1. Pemeriksaan ibu dan janin

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk ibu dan janin untuk menganalisa penyebab detak jantung janin menjadi sangat lemah.

Hal ini mungkin membutuhkan beberapa tes seperti tes dengan alat USG, tes doppler, dan berbagai tes lain.

Kemudian jika kondisi detak jantung janin sangat lemah maka dokter bisa merujuk untuk rawat inap sehingga tindakan darurat bisa dilakukan cepat di rumah sakit.

  1. Terapi obat kortikosteroid

Ketika kondisi detak jantung janin terus menurun sementara usia kehamilan masih sangat rendah maka dokter bisa memberikan terapi obat kortikosteroid.

Ini adalah jenis obat yang sangat aman untuk membantu mempertahankan kondisi jantung janin agar lebih baik atau paling tidak kondisi detak jantung tidak semakin menurun.

  1. Persalinan darurat

Jika detak jantung janin semakin lemah pada usia kehamilan sudah masuk trimester ketiga, maka dokter bisa melakukan persalinan darurat.

Ibu akan melahirkan secara caesar untuk menyelamatkan bayi sehingga bantuan untuk masalah detak jantung janin bisa dilakukan diluar rahim.

Perawatan ini menyebabkan bayi lahir prematur sehingga resiko kesehatan lain mungkin akan tetap terjadi.

Nah itulah beberapa penyebab detak jantung janin lemah dan cara mengatasinya. Setiap penyebab memang tidak bisa disamakan sehingga masalah ini memang harus mendapatkan perawatan dari dokter kandungan Anda.